Perkuat Jaring Pengaman Sosial, Baznas Jatim Optimis Berantas Rentenir
MOJOKERTO, Sadhap News.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Timur terus memperkuat sinergi lintas sektor guna mengoptimalkan penghimpunan dan penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Langkah strategis ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi dan Gathering Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang digelar di Hotel Vanda, Trawas, Mojokerto, Senin (22/12/2025).
Acara ini menjadi momentum krusial bagi Baznas Jatim untuk menyatukan visi dengan seluruh Ketua Baznas Kabupaten/Kota serta pemangku kepentingan, termasuk jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Sinergi Sektor Pendidikan: Zakat dari 24 Cabang Dinas
Dukungan penuh datang dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Sekretaris Dinas Pendidikan Jatim, Suhartono, menyatakan komitmennya untuk menggerakkan seluruh potensi di lingkungan pendidikan guna mendukung program-program Baznas.
Menurutnya, manfaat zakat sudah dirasakan langsung oleh tenaga pendidik. Salah satu buktinya adalah penyaluran bantuan bagi guru-guru yang membutuhkan pada momen Hari Guru beberapa waktu lalu.
"Kedepannya, kami akan mengoptimalkan keterlibatan 24 Cabang Dinas Pendidikan di seluruh Jawa Timur. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan didorong untuk aktif berzakat dan berinfak melalui Baznas di wilayah masing-masing," ujar Suhartono.
Fokus Pemberdayaan: Perangi ‘Bank Titil’ di Jawa Timur
Di sisi lain, Ketua Baznas Jatim, KH Ali Maschan Moesa, menekankan bahwa fokus utama Baznas saat ini adalah menjalankan instruksi Gubernur Jawa Timur untuk melindungi masyarakat kecil dari jeratan rentenir atau yang akrab disebut 'bank titil'.
Melalui program pemberdayaan ekonomi, Baznas Jatim telah mengalokasikan dana sekitar Rp55 miliar yang dikhususkan bagi masyarakat ekonomi lemah. Salah satu skema unggulannya adalah pemberian bantuan modal bagi pedagang kecil agar tidak lagi berutang kepada rentenir yang memberatkan.
"Perintah Ibu Gubernur jelas, pedagang kecil jangan sampai kena 'bank titil'. Kami bekerja sama dengan Bank UMKM untuk memberikan bantuan modal antara Rp1 juta hingga Rp3 juta. Kami yang menanggung bunganya, sehingga masyarakat benar-benar terbantu secara murni," jelas KH Ali Maschan Moesa.
Program ini telah sukses diuji coba di beberapa wilayah seperti Banyuwangi, Tulungagung, dan Ngawi, dan kini mulai merata ke seluruh Jawa Timur. Dengan pengelolaan zakat yang transparan dan tepat sasaran, Baznas Jatim optimis dapat terus menjadi tumpuan bagi masyarakat yang membutuhkan uluran tangan. (Trs)
