Suwalayan Sanrio memperdagangkan kurma Iran tanpa mempunyai izin edar dan juga banyak produk yang tidak sesuai regulasi beredar luas

Mojokerto, Sadhapnews - Resmi  di laporkan  Swalayan Sanrio Mojokerto   oleh pimpinan  Barracuda Indonesia ke Ditreskrimsus Polda Jawa Timur pada Senin (30/5/). Salah satu swalayan legendaris dan

terbesar di Mojokerto yang berada di Jalan Bhayangkara No. 22 Kota Mojokerto ini dilaporkan

terkait dugaan tindak pidana memperdagangkan Kurma Iran tanpa mempunyai izin edar

“Hari ini Kami resmi melaporkan Sanrio Swalayan ke Ditreskrimsus Polda Jawa Timur terkait

dugaan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142 UU No. 18 Tahun 2012

tentang Pangan dan/atau Pasal 104 UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan

dan/atau Pasal 62 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Sanrio

Swalayan telah memperdagangkan kurma impor dengan merk DIAMOND BLACK DATES

selama bulan Puasa Ramadhan kemarin,” terang Begawan selaku Kadiv Humas Barracuda

kepada para awak media.

Begawan juga menjelaskan bahwa temuan tersebut berdasarkan hasil kegiatan penelitian

yang dilakukan oleh Barracuda selama bulan April 2022 di Sanrio Swalayan Mojokerto.

Kegiatan tersebut merupakan peran aktif Barracuda Indonesia dalam mendukung program

pemerintah untuk melakukan standardisasi dan penilaian kesesuaian terhadap barang-

barang yang diperdagangkan ke masyarakat luas.

“Kami melakukan penelitian di Sanrio Swalayan selama tiga kali. Pertama pada 14 April 2022

untuk menemukan hipotesa dasar terkait kategori barang yang diperdagangkan, kedua pada

18 April 2022 Kami menguji hipotesa dasar tersebut dan ketiga pada 21 April 2022 untuk

menemukan kesimpulan utama hasil penelitian Kami. Dalam peneltian ini Kami total

melakukan pembelanjaan tiga kali,” papar Begawan.

Sementara itu Ketua Umum Barracuda, Hadi Gerung saat diklarifikasi menjelaskan bahwa

memang benar Barracuda melaporkan Sanrio Swalayan ke Ditreskrimsus Polda Jawa Timur

hari ini. Terkait hasil penelitian di Sanrio Swalayan, salah satu tokoh pergerakan Jawa Timur

yang identic dengan masyarakat bawah ini menjelaskan bahwa kurang lebih ada 20 produk

dalam berbagai merk baik lokal maupun impor yang Kami temukan diperdagangkan oleh

Sanrio Swalayan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku selama

bulan Puasa Ramadhan kemarin.

“Sebagian besar adalah produk biskuit impor yang tidak ber-SNI, beberapa merk buah kurma

impor tanpa izin edar dan beberapa jenis biskuit lokal yang tidak ber-SNI. Biskuit wajib ber-

SNI. Apabila tidak, maka ketentuan pidana akan menjerat para Pelaku Usaha nakal tersebut.

Akan Kami kupas satu persatu produk tersebut. Tidak menutup kemungkinan ada mafia

perdagangan yang bermain,” tandas Hadi Gerung yang merupakan salah satu lulusan terbaik

ITN Malang Jurusan Teknik Industri tahun 2000 ini.

Terkait Kurma Iran yang dapat masuk ke Indonesia dan dapat diperdagangkan oleh Sanrio

Swalayan Mojokerto tanpa memiliki izin edar terlebih dahulu, Hadi Gerung menerangkan

bahwa patut diduga ada jaringan mafia perdagangan dalam hal ini. Dalam label kemasan

dijelaskan bahwa kurma tersebut berasal dari Iran. Akan tetapi didalam label kemasan tidak

disebutkan nama Pelaku Usaha yang memproduksi dan mengimpor serta yang menditribusikan barang ini.

“Fatal lagi kurma ini tidak memiliki izin edar. Kasihan masyarakat dijadikan objek

perdagangan barang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Sangat

bahaya dikonsumsi masyarakat. Tidak ada jaminan bahwa kurma ini aman dikonsumsi

manusia. Pemilik dan Manager Sanrio Swalayan harus bertanggungjawab terkait masalah

ini. Beberapa kali Kami ingatkan, terkesan mereka tidak bersalah,” tegas Hadi Gerung.

Hadi Gerung berharap Kapolda Jawa Timur dan jajarannya segera dapat menangkap para

pelaku dan segera mengambil tindakan tegas dan terukur dengan menutup swalayan ini.

Diterangkan juga terkait dapat diperdagangkannya kurma Iran ini di Sanrio Swalayan

Mojokerto pada khususnya dan di Kota Mojokerto pada umumnya karena lemahnya kinerja

Walikota Mojokerto dan jajarannya dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap

barang yang masuk di Kota Mojokerto.

“Walikota Mojokerto kurang bisa menjadi pengayom masyarakat. Kurma impor saja bisa

diperdagangkan bebas tanpa izin edar di Kota Mojokerto. Bagaimana tanggungjawabnya

memimpin Kota Mojokerto. Dinas-dinasnya melempem tidak pernah melakukan sidak dan

pengawasan. Kasihan masyarakat. Walikota kok hobinya bongkar pasang bangunan yang memakan biaya besar, bukan fokus membenahi sistem pemerintahannya yang lemah.

Hobinya sama dengan kakaknya yang pernah menjadi Bupati Mojokerto. Lindungi

masyarakat sepenuh hati dan jadilah pengayom yang baik, karena Kota Mojokerto milik

rakyat bukan milik walikota atau pejabat,” kesal Hadi.

Diakhir pembicaraannya, Hadi Gerung berharap Kapolres Kota dan Kejari Kota Mojokerto

turun tangan dalam permasalahan ini. Banyak produk yang tidak sesuai regulasi beredar luas

di Kota Mojokerto.

“Letak Polres Kota Mojokerto dekat sekali dengan pusat perbelanjaan. Dekatnya ada

Superindo dan juga Sanrio. Tetapi Polres Kota Mojokerto kecolongan terhadap hal ini.

Semoga Kapolres dan jajarannya dalam waktu dekat melakukan inspeksi di semua pusat

perbelanjaan di Kota Mojokerto. Kasihan masyarakat Kota Mojokerto harus menjadi objek

perdagangan barang-barang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan bahaya untuk

dikonsumsi manusia  .( Srih )

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url